
(( قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ))
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)
ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan
hujjah yang nyata" [ Q.S Yusuf : 108 ]
Lalu jika kita bertanya apakah prinsip
dan kaidah Ahlu sunnah wal jama'ah dalam memahami aqidah dan
permasalahan lain dalam agama islam??
Jawabannya adalah, Kaidah Ahlus Sunnah
wal Jama’ah dalam memahami masalah aqidah dan masalah-masalah dien yang
lain adalah berpegang teguh kepada Kitabullah dan sunnah rasulNya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga petunjuk dan sunnah para Khulafaur
Rasyidin. Karena firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
(( قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّـهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ))
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” [ Q.S Ali-Imran : 31]
(( مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّـهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ))
“Barangsiapa yang mentaati Rasul
itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka” [ Q.S An-Nisa : 80 ]
(( وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ
فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ ۖ
إِنَّ اللَّـهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ))
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah ;
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukumanNya” [ Q.S Al-Hasyr : 7 ]
Meskipun ayat ini turun dalam masalah
pembagian ghanimah, tetapi dalam urusan-urusan syar’i tentunya lebih
utama lagi, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah
kepada manusia pada hari Jum’at, beliau berkata (artinya): “Amma
ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitbaullah, dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan dan setiap yang
diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap
yang sesat adalah neraka” [ H.R Muslim ]
Beliau juga bersabda yang artinya : “Hendaklah
kalian berpegang pada sunnahku, dan sunnah khulafaur rasyidin al
mahdiyin setelahku, berpeganglah kepadanya, dan gigitlah dengan geraham
dan jauhilah perkara yang diada-adakan, sesungguhnya setiap yang
diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat” [H.R Abu Dawud, Kitabus Sunnah bab Fi luzumis Sunnah 4 : 607].
Dan masih banyak lagi dalil yang serupa
tentang masalah ini. Jadi jalan ahlus sunnah wal jama’ah dan manhaj
mereka adalah berpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah RasulNya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta sunnah khulafaur rasyidin yang
diberi petunjuk setelah beliau. Oleh sebab itu lah mereka menegakkan
agama ini dan tidak bercerai-berai sebagai wujud pelaksanaan firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala :
(( شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ
مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا
بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا
تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ))
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu
tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya” [ Q.S Asy-Syura : 13 ]
Mereka itu (para sahabat), meskipun di
antara mereka terjadi perselisihan karena ijtihad yang memang
diperbolehkan, namun perselisihan ini tidak menyebabkan perselisihan
hati-hati mereka, bahkan kamu dapati mereka ini bersatu dan saling
mencintai, meskipun terjadi perselisihan yang berangkat dari ijtihad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar